Kamis, 03 Januari 2019

JURNALISTIK TENTANG PENERAPAN METODE WATERFALL, PROTOTYPE DAN RAPID APPLICATION DEVELOPMENT (RAD)

3 contoh Jurnalistik Tentang Penerapan Metode Waterfall, Prototype dan Rapid application development (RAD) serta kesimpulannya :
1.Penerapan Metode Waterfall Pada Desain Sistem Informasi Geografis Industri
Kabupaten Tegal
Abstract
Kabupaten Tegal memiliki berbagai industri yang tersebar di 18 Kecamatan, industri-industri tersebutlah yang dapat menopang laju perekonomian pada Kabupaten Tegal.
Pemerintah Kabupaten Tegal dalam melakukan pendataan industri tersebut masih mengandalkan sensus yang dilakukan secara manual. Data yang ditampilkan dari hasil sensus tersebutpun masih tersentral dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dan informasinya hanya berupa tabel-tabel tanpa visualisasi yang menarik. Kurangnya informasi industri yang disampaikan kepada masyarakat, menyebabkan industri-industri yang ada di Kabupaten Tegal kurang dikenal oleh masyarakat luas sehingga pangsa pasar industri Kabupaten Tegalpun tidak maksimal, disamping itu juga peluang untuk mendapatkan investor guna pengembangan usahapun menjadi terbatas. Sistem Informasi Geografis merupakan sistem komputer yang dapat merekam, menyimpan,  menulis, menganalisis dan menampilkan data geografis. Dengan menggunakan metode Waterfall maka rancangan sistem informasi geografis dapat memberikan informasi mengenai profil industri, jenis produksi, nilai investasi, peta industri dan lokasi industri disetiap desa maupun kecamatan yang ada di kabupaten Tegal.
Dengan demikian, Waterfall dianggap pendekatan yang lebih cocok digunakan untuk proyek pembuatan sistem baru. Tetapi salah satu kelemahan paling dasar adalah menyamakan pengembangan perangkat keras dengan perangkat lunak dengan meniadakan perubahan saat pengembangan. Padahal, galat diketahui saat perangkat lunak dijalankan, dan perubahan-perubahan akan sering terjadi.
2.Penerapan Metode Rad Untuk Pembangunan Sistem Informasi Penjualan Tiket Bus Online
Abstract
Kegiatan sehari-hari PO Bus saat ini masih menggunakan sistem konvensional dalam pemesanan tiket, para penumpang datang agen-agen penjulan tiket bus dan memesan tiket sesuai dengan jadwal yang disediakan dan jumlah kursi yang diinginkan atau dipesan melalui telepon yang kemudian akan dicatat dalam sebuah buku pemesanan. Sistem manual ini, perusahaan harus menyediakan tempat atau kantor yang digunakan untuk menerima dan mencatat penumpang yang akan memesan tiket dan harus selalu tersedia karyawan untuk menerima pemesanan tiket. Perusahaan membutuhkan sistem yang lebih praktis, efisien dan dapat diakses oleh semua orang dari mana saja untuk memfasilitasi penumpang dalam pemesanan tiket. Tujuan penelitian ini untuk memudahkan penumpang dalam memesan tiket, dan mempermudah pencatatan pemesanan tiket yang pada gilirannya dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi waktu dan tempat. Sistem model pengembangan menggunakan Model RAD.
Sumber : http://ejournal.nusamandiri.ac.id/ejurnal/index.php/pilar/article/view/359/289
Kesimpulan :
Model RAD ini merupakan sebuah adaptasi “kecepatan tinggi” dari model sekuensial linier di mana perkembangan cepat dicapai dengan menggunakan pendekatan kontruksi berbasis komponen. Jika kebutuhan dipahami dengan baik, proses RAD memungkinkan tim pengembangan menciptakan “sistem fungsional yang utuh” dalam periode waktu yang sangat pendek.
3.Penerapan Metode Prototype untuk Pengembangan Web E-Commerce Bojana Sari
Abstract
Saat ini teknologi telah berkembang dengan pesat,kegiatan manusia semakin dipermudah dengan perkembangan tersebut. Beberapa organisasi atau perusahaan mulai memanfaatkan teknologi informasiuntuk mendukung proses bisnisnya, salah satu perusahaanyang mulai memanfaatkan perkembangan tersebut adalah perusahaan Bojana Sari. Bojana Sari merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang catering atau penyedia jasa pesanan makanan dan minuman. Sejak tahun 2001 hingga sekarang proses transaksi yang dilakukan masih menggunakan transaksi tradisional,dimana proses pemesanan hanya dapat dilakukan dengan pelanggan mendatangi kantor secara langsung dan melalui telepon. Selain proses pemesanan, proses penyebaran informasi mengenai perusahaan juga masih dilakukan secara manual yaitu dengan penyebaran brosur.Dalam proses bisnis yang ada saat ini, dibutuhkan banyak biaya operasional yang dikeluarkan oleh perusahaan maupun pelanggan.Dengan semakin berkembangnya teknologi informasi,maka Bojana Sari ingin mulai memanfaatkan teknologi informasi untuk membantu proses bisnisnya dengan mengembangkan sebuah web e-commerce yang membuat proses pemesanan dan proses penyebaran informasi mengenai perusahaan dapat dilakukan dengan mudah dan tidak banyak menghabiskan biaya operasional. Selain mempermudah proses pemesanan dan penyebaran informasi, web e-commerce yang dikembangkan dapat memperluas jangkauan pasar Bojana Sari dan dapat meningkatkan nilai dari Bojana Sari terhadap para pelanggan. Pada penelitian ini, web ecommerce Bojana Sari dikembangakan menggunakan metode prototype. Metode prototype digunakan agar web e-commerce yang dikembangkan dapat memenuhi atau sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Web e-commerce Bojana Sari yang dikembangkan memiliki beberapa fungsi antara lain pengelolaan produk, system pemesanan, sistem pembayaran, dan pelacakan status.Dengan adanya fitur-fitur tersebut, maka web e- commerce Bojana Sari dapat memenuhi kebutuhan perusahaan.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan sebuah web e-commerce Bojana Sari yang mampu mempermudah proses pemesanan dan penyebaran informasi dan tidak banyak menghabiskan biaya operasional. Saran untuk penelitian yang akan dating yaitu menambahkan fitur SMS gateway dan mengembangkan aplikasi web e-commerce Bojana Sari menjadi versi mobile application.
Kesimpulan :
Proses pengembangan sistem seringkali menggunakan pendekatan prototipe (prototyping). Metode ini sangat baik digunakan untuk menyelesesaikan masalah kesalahpahaman antara user dan analis yang timbul akibat user tidak mampu mendefinisikan secara jelas kebutuhannya (Mulyanto, 2009). Prototyping adalah pengembangan yang cepat dan pengujian terhadap model kerja (prototipe) dari aplikasi baru melalui proses interaksi dan berulang-ulang yang biasa digunakan ahli sistem informasi dan ahli bisnis. Prototyping disebut juga desain aplikasi cepat (rapid application design/RAD) karena menyederhanakan dan mempercepat desain sistem (O’Brien, 2005).Sebagian user kesulitan mengungkapkan keinginannya untuk mendapatkan aplikasi yang sesuai dengan kebutuhannya. Kesulitan ini yang perlu diselesaikan oleh analis dengan memahami kebutuhan user dan menerjemahkannya ke dalam bentuk model (prototipe). Model ini selanjutnya diperbaiki secara terus menerus sampai sesuai dengan kebutuhan user.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar